NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUGIS-MAKASSAR
Assi Tinanjang adalah sebuah konsep dalam tradisi dan nilai-nilai budaya Bugis-Makassar yang mengandung makna kepahitan atau kesulitan hidup. Konsep ini memiliki arti bahwa dalam hidup, seseorang akan mengalami berbagai kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi untuk bisa tumbuh dan berkembang secara baik dan menjadi lebih kuat.
Dalam konteks Bugis-Makassar, Assi Tinanjang dianggap sebagai sebuah ujian atau cobaan yang harus dihadapi oleh setiap individu. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau rintangan dalam hidupnya, ia diharapkan untuk tetap tabah dan sabar serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah atau mengatasi tantangan tersebut dengan cara yang tepat.
Dalam hal ini, Assi Tinanjang juga dapat diartikan sebagai sebuah peluang untuk belajar dan berkembang. Kepahitan atau kesulitan yang dihadapi dapat menjadi pengalaman berharga yang dapat membantu seseorang menjadi lebih tangguh, bijaksana, dan matang dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa depan.
Dalam kehidupan sehari-hari, Assi Tinanjang dapat dijumpai dalam berbagai situasi seperti kegagalan dalam usaha, penderitaan akibat sakit atau kehilangan orang yang dicintai, dan masalah-masalah lain yang sulit diatasi. Namun, konsep ini juga dapat diartikan sebagai suatu pengingat bahwa hidup bukanlah selalu tentang kesenangan dan kenyamanan, tetapi juga tentang kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi dengan tekad dan keberanian.
Berikut adalah contoh nilai-nilai Assi Tinanjang dalam bahasa Makassar:
- Sabbari – Sabar: artinya menerima segala penderitaan, ketidakberuntungan, dan penderitaan dengan lapang dada tanpa kecewa dan marah.
- Ari-ari – Ikhlas: artinya menerima dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih.
- Paccingi – Cermat: artinya teliti, hati-hati dan jeli dalam mengambil tindakan dan keputusan.
- Tallo – Tawakkal: artinya berserah diri dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
- Pattunru – Telaten: artinya rajin, gigih, dan tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan.
- Siplik – Konsisten: artinya terus berusaha dan tidak mudah berubah pikiran atau tujuan.
- Siaga – Tangguh: artinya kuat, tahan banting, dan mampu menghadapi berbagai rintangan dan tantangan.
- Alliri – Disiplin: artinya berdisiplin, patuh pada aturan, dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil.
- Appa – Rela: artinya ikhlas dan rela menerima segala konsekuensi yang terjadi akibat dari tindakan atau keputusan yang diambil.
- Bajeng – Mandiri: artinya mampu berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu menyelesaikan segala masalah dengan kemampuan sendiri.
Tantangan dalam mengimplementasikan nilai Assi Tinanjang di masa kini adalah perubahan budaya dan nilai yang terjadi di masyarakat yang semakin cepat. Perubahan ini bisa berdampak pada penurunan kualitas kepahitan yang dipegang oleh masyarakat Bugis-Makassar. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Perubahan nilai sosial: Terjadinya perubahan nilai sosial seperti individualisme, materialisme, dan hedonisme yang bisa menggeser nilai-nilai tradisional.
- Teknologi: Kemajuan teknologi membuat hidup semakin mudah dan nyaman sehingga mengurangi kebiasaan bekerja keras dan bersabar.
- Globalisasi: Terbukanya akses informasi dari luar daerah atau negara, bisa menghilangkan kebiasaan yang telah turun temurun di daerah tersebut.
- Kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai tradisional: Masyarakat khususnya generasi muda seringkali kurang memahami nilai-nilai tradisional karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman mereka.
- Kurangnya contoh nyata: Kurangnya contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang mengamalkan nilai-nilai Assi Tinanjang bisa membuat masyarakat kurang termotivasi untuk mengamalkannya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan dan memperkuat nilai-nilai Assi Tinanjang dengan melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap masyarakat, terutama pada generasi muda agar tetap melestarikan nilai-nilai tradisional dan memperkaya kehidupan mereka di masa kini dan masa depan.